PTERIDOPHYTA
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Mandiri
Mata Kuliah: Taksonomi
Tumbuhan 1
Dosen:
Novyanti Muspiroh, MP
Oleh :
Nama : IRA
CINDRIANA
NIM :
59461240
Kelas :
Biologi C
Kelompok : 4 (Taksonomi)
Asisten :
Nurhayati
Winanto
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
PTERIDOPHYTA
I.
LANDASAN TEORI
Tumbuhan
paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio
tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak
menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini
masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti
lumut dan fungi.
Tumbuhan
paku sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini
cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Bentuk tumbuhan paku
bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang),
epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma
yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang
menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih
muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas
tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan
paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan
menekan tumbuhan yang lain.
Daur
hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase
utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud
tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar
(tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari
prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid
atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau
sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang
pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
II.
TUJUAN
1.
Mengamati berbagai macam anggota Pteridophyta
2.
Mengamati bentuk tubuh dari preparat Pteridophyta
3.
Mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik Pteridophyta.
III.
ALAT DAN BAHAN
Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan Davallia trichomanoides.
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Mengamati berbagai bentuk Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan
Davallia trichomanoides.
2.
Menggambar dilengkapi dengan bagian-bagiannya
a.
Mengamati bagaimanakah karakteristik bentuk masing-masing preparat?
b.
Apakah terdapat arkegonium dan anteridium?
c.
Menggambar dengan dilengkapi keterangan bagian-bagiannya
d.
Mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang terdapat pada
masing-masing preparat.
V.
HASIL PENGAMATAN
1.
Nephrolepis sp
2.
Adiantum cuneatum
3.
Davallia trichomanoides.
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kita membahas tentang Pteridophyta. Yang mana nama spesies
yang akan dibahas adalah Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan Davallia
trichomanoides.
Spesies
yang pertama yang akan kita bahas adalah Nephrolepis sp. Pada umumnya
hidup ditanah tapi ada juga yang hidup secara epifit. Nephrolepis dapat
ditemukan pada dataran tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah
berair atau area-area terbuka. Selain itu dapat ditemukan 4 tipe habitat Nephrolepis
yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya yang
terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa dan tergenang air, dan
tumbuh sebagai epipit pada pohon-pohon tropic. Daun pada spesies ini terdapat
percabangan pada tulang daun. Ujung dari urat daunnya yang menjari tidak sampai
menyentuh tepi daun dan bebas, pada ujung urat daun perdapat sporangium yang
tertata dengan rapi disepanjang tepi daun. Daun tumbuhan paku ada beberapa
macam, yaitu tropofil (daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora),
sporofil (daun penghasil spora), dan yang kecil-kecil disebut mikrofil, dan
yang besar disebut makrofil. Pada spesiens ini daunnya ternasuk mikrofol. Ujungnya
seringkali bebas, ada yang tidak mencapai tepi, sampai atau sangat dekat dengan
tepi atau bahkan sampai diluar tepi daun seperti pada Hymenophyllaceae. Tumbuhan
ini memiliki permukaan daun yang halus dan besisik. Ukuran pada umumnya panjang
mencapai 2cm dengan lebar 1cm. Bentuk daun menjorong dan ujungnya terbelah,
sedangkan pada tepi daunnya bergerigi. Selain itu spesies ini juga mempunyai
ental yang bertumpuk di atas permukaan, yaitu adanya daun muda yang mengulung. Pada
umumnya Nephrolepis memiliki daun berwarna hijau sebagai organ
fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun.
Batang
Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti
lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. Umumnya merupakan tanaman
kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m tinggi. Warna batang
kecoklatan, permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang
sangat halus pada batangnya. Umumnya tumbuhan ini memiliki akar yang serabut,
memiliki akar yang tumbuh di bawah permukaan tanah, bersifat non fotosintesis,
berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar-akar ini menyerabut dan
strukturnya sangat kecil. Umumnya susunan letak sporangium, (spora dihasilkan
didalam kotak spora) paku ada beberapa macam yaitu:
1.
Sorus : sporangium dalam kotak sporangia terbuka atau berpenutup
(indusium).
2.
Strobilus : sporangia, membentuk suatu karangan bangun kerucut
bersama sporofilnya.
3.
Sporokarpium : sporangia dibungkus oleh daun buah (karpelium).
Pada
spesies ini sori atau sorus terletak di permukaan daun, lebih tepatnya pada
ujung urat daun dan tertata dengan rapi di tepi daun sehingga mengelilingi daun
tersebut.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis sp.
Pada percobaan yang kedua kita mengamati Suplir (Adiantum
cuneatum). Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang
termasuk dalam genus Adiantum, famili Adiantaceae. Sebagai tumbuhan
paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Perbanyakan
generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun
bagian tepi tanaman yang sudah dewasa. Suplir memiliki penampilan yang jelas
berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi
cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada
bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus
ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam
bentuk melingkar ke dalam seperti tangkai biola (disebut circinate vernation)
dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma. Tanaman ini
tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai
tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat
suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar
nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor
dan kalium.
Dan pada percobaan yang terakhir
tentang Davallia trichomanoides. Yang pertama dibahas adalah tentang
klasifikasi ilmiahnya dahulu.
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Davalliaceae
Genus : Davallia
Species: Davallia
trichomanoides
Davallia trichomanoides merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta)
yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Anggota-anggotanya
merupakan paku epifit, dengan ciri yang khas berupa stolen yang berambut coklat
kemerahan merambat di pepohonan dan sori yang berupa cup di tepi daun. Daun
Davallia biasa dijadikan unsur pendukung dalam karangan bunga. Davallia
trichomanoides sangat mudah untuk tumbuh di tempat teduh cerah dan
kelembaban rata-rata. Tumbuh dalam pot biasa atau keranjang plastik
menggantung. Mungkin salah satu cara terbaik untuk tumbuh berada dalam pot
pakis pohon atau dalam keranjang serat. Davalias memiliki berbulu, rimpang
merangkak "Kaki Kelinci", dari mana daun muncul dan mereka akan
merangkak di seluruh panci, bahkan di luar.
VII.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa batang Nephrolepis
berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan
dipermukaannya sepanjang batang tersesut. Warna batang kecoklatan, permukaan
halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada
batangnya.
Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis
paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat.
Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora
terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya
khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa.
Davallia trichomanoides merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta)
yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Daun
Davallia biasa dijadikan unsur pendukung dalam karangan bunga.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Anshory, I. 1984. Biologi Umum. Ganessa Exact: Bandung.
-
Kamajaya, 1996. Sains Biologi. Ganessa Exact: Bandung.
-
Kimball, J. W.2004. Biologi. Jakarta:
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar