Minggu, 23 September 2012

PTERIDOPHYTA

PTERIDOPHYTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri 
Mata Kuliah: Taksonomi Tumbuhan 1  
Dosen: Novyanti Muspiroh, MP

LOGO IAIN    


    



Oleh :
Nama           : IRA CINDRIANA
NIM             : 59461240
Kelas            : Biologi C
Kelompok    : 4 (Taksonomi)
Asisten         : Nurhayati
                       Winanto
                                                                    

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
PTERIDOPHYTA

I.              LANDASAN TEORI
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

II.           TUJUAN
1.    Mengamati berbagai macam anggota Pteridophyta
2.    Mengamati bentuk tubuh dari preparat Pteridophyta
3.    Mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik Pteridophyta.
III.        ALAT DAN BAHAN
Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan Davallia trichomanoides.
IV.        LANGKAH KERJA
1.    Mengamati berbagai bentuk Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan Davallia trichomanoides.
2.    Menggambar dilengkapi dengan bagian-bagiannya
a.    Mengamati bagaimanakah karakteristik bentuk masing-masing preparat?
b.    Apakah terdapat arkegonium dan anteridium?
c.    Menggambar dengan dilengkapi keterangan bagian-bagiannya
d.   Mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang terdapat pada masing-masing preparat.
V.           HASIL PENGAMATAN
1.             Nephrolepis sp






2.              Adiantum cuneatum






3.             Davallia trichomanoides.







VI.        PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang Pteridophyta. Yang mana nama spesies yang akan dibahas adalah Nephrolepis sp, Adiantum cuneatum, dan Davallia trichomanoides.
Spesies yang pertama yang akan kita bahas adalah Nephrolepis sp. Pada umumnya hidup ditanah tapi ada juga yang hidup secara epifit. Nephrolepis dapat ditemukan pada dataran tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah berair atau area-area terbuka. Selain itu dapat ditemukan 4 tipe habitat Nephrolepis yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya yang terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa dan tergenang air, dan tumbuh sebagai epipit pada pohon-pohon tropic. Daun pada spesies ini terdapat percabangan pada tulang daun. Ujung dari urat daunnya yang menjari tidak sampai menyentuh tepi daun dan bebas, pada ujung urat daun perdapat sporangium yang tertata dengan rapi disepanjang tepi daun. Daun tumbuhan paku ada beberapa macam, yaitu tropofil (daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora), sporofil (daun penghasil spora), dan yang kecil-kecil disebut mikrofil, dan yang besar disebut makrofil. Pada spesiens ini daunnya ternasuk mikrofol. Ujungnya seringkali bebas, ada yang tidak mencapai tepi, sampai atau sangat dekat dengan tepi atau bahkan sampai diluar tepi daun seperti pada Hymenophyllaceae. Tumbuhan ini memiliki permukaan daun yang halus dan besisik. Ukuran pada umumnya panjang mencapai 2cm dengan lebar 1cm. Bentuk daun menjorong dan ujungnya terbelah, sedangkan pada tepi daunnya bergerigi. Selain itu spesies ini juga mempunyai ental yang bertumpuk di atas permukaan, yaitu adanya daun muda yang mengulung. Pada umumnya Nephrolepis memiliki daun berwarna hijau sebagai organ fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun.
Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. Umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m tinggi. Warna batang kecoklatan, permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya. Umumnya tumbuhan ini memiliki akar yang serabut, memiliki akar yang tumbuh di bawah permukaan tanah, bersifat non fotosintesis, berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar-akar ini menyerabut dan strukturnya sangat kecil. Umumnya susunan letak sporangium, (spora dihasilkan didalam kotak spora) paku ada beberapa macam yaitu:
1.    Sorus : sporangium dalam kotak sporangia terbuka atau berpenutup (indusium).
2.    Strobilus : sporangia, membentuk suatu karangan bangun kerucut bersama sporofilnya.
3.    Sporokarpium : sporangia dibungkus oleh daun buah (karpelium).
Pada spesies ini sori atau sorus terletak di permukaan daun, lebih tepatnya pada ujung urat daun dan tertata dengan rapi di tepi daun sehingga mengelilingi daun tersebut.



Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Pteridophyta
Kelas               : Pteridopsida
Ordo                : Polypodiales
Familia            : Dryopteridaceae
Genus              : Nephrolepis
Spesies            : Nephrolepis sp.



            Pada percobaan yang kedua kita mengamati Suplir (Adiantum cuneatum). Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang termasuk dalam genus Adiantum, famili Adiantaceae. Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa. Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma. Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium.
            Dan pada percobaan yang terakhir tentang Davallia trichomanoides. Yang pertama dibahas adalah tentang klasifikasi ilmiahnya dahulu.

DAVALIA
Divisi   : Pteridophyta
Kelas   : Pteridopsida
Ordo    : Polypodiales
Famili : Davalliaceae
Genus : Davallia
Species: Davallia trichomanoides

Davallia trichomanoides merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Anggota-anggotanya merupakan paku epifit, dengan ciri yang khas berupa stolen yang berambut coklat kemerahan merambat di pepohonan dan sori yang berupa cup di tepi daun. Daun Davallia biasa dijadikan unsur pendukung dalam karangan bunga. Davallia trichomanoides sangat mudah untuk tumbuh di tempat teduh cerah dan kelembaban rata-rata. Tumbuh dalam pot biasa atau keranjang plastik menggantung. Mungkin salah satu cara terbaik untuk tumbuh berada dalam pot pakis pohon atau dalam keranjang serat. Davalias memiliki berbulu, rimpang merangkak "Kaki Kelinci", dari mana daun muncul dan mereka akan merangkak di seluruh panci, bahkan di luar.

VII.          KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. Warna batang kecoklatan, permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.
Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa.
Davallia trichomanoides merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Daun Davallia biasa dijadikan unsur pendukung dalam karangan bunga.





DAFTAR PUSTAKA

-        Anshory, I. 1984. Biologi Umum. Ganessa Exact: Bandung.
-        Kamajaya, 1996. Sains Biologi. Ganessa Exact: Bandung.
-        Kimball, J. W.2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar